Seperti biasa, setiap pagi di kantor sebelum memulai pekerjaan, kami akan berkumpul di suatu ruangan untuk melakukan renungan singkat atau kami sering menyebutnya devosi.
Apa yang kami lakukan saat devosi? Kami akan memulai dengan doa, bernyanyi memuji Tuhan, membaca dan merenungkan Firman Tuhan, dan berbagi cerita tentang pengalaman rohani bersama Tuhan dalam kehidupan sehari-hari, berdoa syafaat untuk mendukung satu sama lain, dan diakhiri dengan doa penutup. Bagi setiap orang yang ingin hidup selalu bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan, pasti sangat menginginkan lingkungan kerja seperti ini. Saya tidak mengatakan bahwa Anda tidak bisa bertumbuh di tempat lain (yang bukan seperti kantor kami) hanya sangat beruntung sekali jika Anda dengan mudahnya terfasilitasi dengan hal rohani seperti ini untuk mendukung pertumbuhan rohani Anda.
Jadi, hari ini kami melakukan devosi di salah satu sudut ruangan tim yang mengurusi tentang program remaja (youth). Devosi kali ini dihadiri 7 orang (hanya ada 1 pria). Biasanya, setiap hari kami sudah dibagi kelompok devosinya tapi hari ini kami tergabung dari kelompok devosi yang berbeda. Mengapa? Karena saat ini musim lapangan. Teman-teman sudah turun lapangan alias kantor sepi jadi kelompok-kelompok kecil yang semakin kecil itu berinisiatif untuk menggabungkan diri.
Hari ini kami merenungkan Firman Tuhan di Mazmur 138. Jadi, sebulan ini dan ke depannya, kami (sekantor) akan fokus untuk merenungkan dan membahas Mazmur sampai selesai. Dari Mazmur ini, hari ini kami diarahkan untuk membagikan pengalaman (rohani) hidup dengan Tuhan. Saya akan menceritakan secara singkat cerita hidup teman-teman hari ini. Cerita ini bakal Saya mulai dari diri sendiri.
Me : “Saya sangat terkesan dengan Ayat ke-8 Finish what you started in me, GOD. Your love is eternal–don’t quit on me now. Saya cerita tentang pengalaman menyelesaikan kuliah saat TA (tugas akhir) beberapa tahun yang lalu. Saya sempat merasa down dan cemas sekali, apakah saya bisa menyelesaikan kuliah dengan baik dan dapat keluar kampus dengan terhormat (wisuda) atau tidak (Drop-Out). Apalagi saat itu, dukungan dari pembimbing sangat minim. Namun, ditengah-tengah kegalauan saya ini, saya bersyukur masih ada pembimbing rohani yang setia setiap bertemu dan berkomunikasi melalui media apa pun, selalu mengingatkan saya tentang janji Tuhan dari ayat ini. Jika Tuhan memulai dengan baik maka Dia juga yang akan mengakhirinya dengan baik. Yang dibutuhkan dari diriku, hanyalah percaya Dia dan berusaha yang terbaik. And the end, kuliah saya selesai di meja hijau pada tanggal 20 Juni 2011 hanya beberapa hari sebelum pendaftaran wisuda berakhir dengan nilai yang memuaskan. Thanks God, it’d only by His amazing Grace!!!”
Cerita ini mengalir berdasarkan kami duduk dan mengalir dari setiap orang ke arah kanan saya. and then the stories begin….
A : “Saya akan membagikan pengalaman berkenaan dengan ayat ke-2 I kneel in worship facing your holy temple and say it again: “Thank you!” Thank you for your love, thank you for your faithfulness; Most holy is your name, most holy is your Word. Saya ingat sekali pas beberapa bulan yang lalu, saat saya harus sidang (skripsi) yang ngak tahu kenapa, saya lupa kalau hari itu saya sidang. Padahal, di rumah saya masih sempat membaca salah satu notifikasi salah satu medsos saya dari teman kuliah yang menyelamatin saya untuk sukses sidang hari ini. Tapi saya tetap tidak ngeh, padahal itu sudah jam setengah delapan (pagi) dan saya sudah siap-siap untuk ngantor. Dari rumah ke kantor, biasayanya saya akan naik angkot dua kali. Nah, ini sudah diangkot pertama menuju kantor, tetiba datang sms salah satu teman kantor yang mengingatkan (kembali) tentang sidang ini. Karena semakin banyak yang mengingatkan, saya jadi semakin nervous, ini yan benar yang mana, soalnya di ingatan saya, saya itu sidang besoknya, bukan hari ini. Akhirnya, saya nelpon salah satu teman kantor yang lain yang saya sudah kasitau (sebelumnya) tentang jadwal sidang ini, ketika saya telpon, dia tegasin kalau saya sidangnya hari ini, bukan besok. Alamaaakkkk,,,, gimana dong?? Akhirnya, Saya buru-buru turun angkot dan naik taksi balik ke rumah untuk mengambil seragam (sidang) dan berkas-berkas yang lain. Sepanjang perjalanan di taksi, Saya sms dosen pembimbing saya kalau saya telat dan minta maaf. Saat itu Saya sudah siap dengan segala konsekuensi yang ada. Tapi Tuhan penuh kasih setia, dospem bilang saya datang saja karena bisa jadi saya dapat jadwalnya siang (karena sidangnya bergiliran dan banyakan). Kuliah saya pun selesai dengan baik!!!
B : “Bagiku yang sangat berkesan itu adalah ayat ke-3 The moment I called out, you stepped in; you made my life large with strength. Ada kalanya Tuhan menjawab setiap pergumulan kita bukan dengan memberikan langsung seperti yang kita minta (doakan). Tapi, Dia memberikan kelegaan dan kekuatan. Ini juga salah satu cara Tuhan untuk jawab doa kita.”
C : “Buat saya juga sama dengan B, Ayat ke-3 mengingatkan saya tentang masa lampau saat saya harus melakukan yudisium. Saat itu, sebagai anak kos, saya belum menerima transferan dari orang tua sementara sisa uang di dompet hanya 25 ribu. Saya baru mendapatkan informasi untuk yudisium saya harus membeli sebuah buku seharga 50 ribu dan mengumpulkan beberapa pasfoto. Untuk itu, saya membutuhkan uang lagi untuk berfoto dan mencetaknya. Saya sudah khawatir apakah saya bisa mengikuti yudisium tersebut sementara saat ini mustahil bagi saya untuk memenuhi persyaratan yang diberikan. Dengan pasrah, saya katakan sama Tuhan, tidak apa kalau Saya tidak daftar hari ini (Saat itu Jumat). Saya akan tunggu kiriman dan akan menyelesaikan semuanya, senin baru daftar. Setelah itu, saya keluar ke warung untuk beli kopi instan untuk melengkapi sarapan saya pagi itu. Di perjalanan, saya menemukan sebuah gulungan kertas, yang dari dekat setelah diperhatikan dengan baik, gulungan uang seratusan ribu. Woooowwww, saya merasa kaget dan juga tidak menyangka kalau bakal menemukan uang itu. Akhirnya, saya ambil uang itu dan saya bersihkan, kemudia saya mengurus segala kebutuhan saya untuk yudisum dengan uang tersebut. Saya percaya kalau Tuhan memberikan kekuatan dan pengharapan untuk menyelesaikan setiap masalah kita. Saya sudah menyerahkan sama Tuhan untuk menunda pendaftaran yudisium tapi Tuhan berkehendak lain. Dia mau saya daftarnya hari itu juga dan itu menjadi kenyataan yang sampai hari ini tidak dapat saya lupakan.”
Bersambung ya dengan cerita D, E, F, dan G. Sengaja disamarin namanya, soalnya saya tidak meminta ijin untuk menceritakan (kembali) pengalaman mereka di sini. Dan semua nats di atas diambil dari http://sabda.org/ dengan versi The Message.
**My_Chan©